Thor Dalam Mitologi Yunani

Thor Dalam Mitologi Yunani

Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani penuh dengan kisah menarik yang telah memenuhi imajinasi manusia selama ribuan tahun. Akan tetapi, beberapa cerita mengandung unsur-unsur yang mungkin membingungkan atau membuat jijik manusia modern.

Misalnya, banyak dewa Yunani yang melakukan hubungan inses. Hubungan seksual yang lazim di dalam mitologi Yunani ini mungkin sangat menjijikkan. Namun, mengapa dewa-dewa mitologi Yunani senang melakukannya?

Menurut World History, penjelasan yang paling mungkin adalah karena standar manusia tidak berlaku bagi dewa-dewa mitologi Yunani.

Sebagian besar dewa mitologi Yunani memiliki nenek moyang yang sama. Jika seorang dewa tidak ingin menikah dengan manusia, pilihan satu-satunya adalah anggota keluarganya.

Dewa-dewa mitologi Yunani itu rumit dan penuh kontradiksi. Orang Yunani membayangkan dewa mereka seperti manusia, dengan tubuh manusia dan kepribadian yang cacat.

Namun para dewa sama-sama tidak manusiawi, memiliki standar yang berbeda, dan diizinkan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia, seperti melakukan inses.

Dewa mitologi Yunani mana yang mengawini saudaranya?

Dalam mitos penciptaan Yunani, sangat sedikit dewa yang berasal dari "ketiadaan". Sebagian besar dari mereka termasuk dalam silsilah keluarga yang rumit dengan nenek moyang yang sama.

Para dewa memiliki sangat sedikit pilihan pasangan di luar anggota keluarga. Dewa-dewa mitologi Yunani yang menikah dengan saudara mereka antara lain Zeus dan Hera, Erebus dan Nyx, Oceanus dan Tethys, Hyperion dan Theia, Coeus dan Phoebe, Cronus dan Rhea, serta Aphrodite dan Hephaestus (saudara tiri).

Ada juga contoh inses orangtua-anak dan inses paman-keponakan atau bibi-keponakan.

Sebagian besar contoh inses saudara kandung dalam mitologi Yunani berasal dari para Titan, anak Gaia dan Ouranos, putra Gaia.

Gaia adalah dewi bumi dan Ouranos adalah dewa langit. Mereka memiliki enam putri dan enam putra.

Empat dari anak laki-laki ini menikah dengan saudara perempuan mereka. Akibatnya terjadi perkawinan inses ini adalah:

Oceanus dan Tethys, yang memiliki ribuan putri disebut Oceanids, atau nimfa laut. Kemudian Hyperion dan Theia, orang tua dari Helios (dewa matahari), Selene (dewi bulan), dan Eos (dewi fajar).

Selanjutnya Cronus dan Phoebe, orang tua dari Leto dan Asteria. Cronus dan Rhea, orang tua dari enam dari dua belas dewa Olympian, termasuk Zeus dan Hera.

Hubungan inses lainnya dalam mitologi Yunani termasuk Zeus dan Demeter, yang belum menikah.

Mereka berdua adalah anak dari Cronus dan Rhea, dan bersama-sama mereka memiliki seorang anak, Persephone.

Zeus menikahi kakak perempuannya Hera.

Dalam beberapa versi, Zeus bahkan memperkosa Persephone, putrinya sendiri dan memiliki seorang anak.

Persephone kemudian juga melakukan hubungan seksual dengan pamannya Hades, yang merupakan saudara dari kedua orang tuanya.

Zeus juga memiliki anak dengan sepupu pertamanya, Leto, yang orang tuanya juga bersaudara. Dia memiliki anak dengan dua bibinya juga, Mnemosyne dan Themis.

Erebus (Kegelapan) dan Nyx (Malam) keduanya adalah anak-anak Kekacauan, kehampaan tempat segala sesuatu dimulai.

Kakak beradik juga melakukan hubungan seksual dan memiliki dua anak, yaitu Aether (Surga) dan Hemera (Hari).

Nyx dan Erebus adalah salah satu dewa pertama dalam mitos penciptaan Yunani. Jadi kemungkinan besar mereka menjalin hubungan seksual karena kepraktisan, karena tidak ada pilihan lain.

Perlu juga dicatat bahwa dewa-dewa Yunani yang lebih tua sering kali merupakan representasi dari konsep, seperti Kegelapan dan Malam.

Orang Yunani mungkin tidak memandang Erebus dan Nyx sebagai saudara kandung, hanya dua konsep yang muncul dari Chaos.

Mengapa Zeus mengawini kakaknya?

Salah satu elemen penting dari banyak mitologi kuno adalah hieros gamos atau perkawinan suci, antara dewa langit dan dewi bumi.

Persatuan itu seringkali mewakili pertemuan cita-cita maskulin dan feminin, dan pernikahan membawa kesuburan dan berkah bagi para pemujanya.

Zeus mengawini saudara perempuannya agar sesuai dengan pola dasar hieros gamos.

Dia adalah dewa langit, dan saudarinya adalah dewi Hewa adalah representasi feminin, termasuk rumah tangga, keluarga, dan persalinan.

Hera mungkin berasal dari dewi Bumi kuno, membuatnya lebih cocok sebagai istri Zeus.

Mitologi Yunani menampilkan tiga pernikahan utama dewa langit-dewi bumi, yang semuanya terjadi secara inses.

Gaia melakukan hubungan seksual dengan putranya Ouranos. Gaia kemudian punya melahirkan Cronus dan Rhea yang juga melakukan hubungan seksual.

Anak mereka Zeus dan Hera juga melakukan hubungan seksual. Ketiga pernikahan ini menghasilkan beberapa tokoh mitologi penting.

Mungkin hubungan inses dari perkawinan ini adalah sekunder dari simbolisme dewa langit dan dewi bumi.

Mungkin orang-orang Yunani membutuhkan pasangan dalam panteon mereka untuk menjadi dewa langit dan dewi bumi. Dua dewa yang paling tepat kebetulan adalah saudara kandung.

Orang Yunani mengesampingkan ketidaksukaan mereka terhadap inses agar langit dan bumi bisa bersatu dan memberkati dunia dengan kesuburan.

Aphrodite, dewi seks, cinta dan kecantikan dalam mitologi Yunani kuno.

Apa yang Dipikirkan Orang Yunani Kuno tentang inses?

Inses dalam agama Yunani kuno dapat menyebabkan manusia modern berpikir, bahwa orang Yunani melazimkan atau bahkan mendukung inses.

Akan tetapi, ternyata orang Yunani tidak menyukai atau mendukung inses, terlepas dari bagaimana dewa mereka bertindak.

Orang Yunani kuno muak dengan inses pada manusia. Cerita tentang inses dalam keluarga manusia adalah tragedi. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku untuk dewa-dewa Yunani.

Contoh inses paling terkenal di Yunani kuno adalah kisah Oedipus, yang diceritakan oleh penulis drama Sophocles.

Oedipus diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Terlepas dari upayanya dan orang tuanya untuk menghindari ramalan itu, Oedipus tanpa sadar membunuh ayah kandungnya dan mengawini ibu kandungnya.

Ketika asal usul Oedipus yang sebenarnya terungkap, dia sangat muak hingga dia mengeluarkan air darah. Ibu dan istrinya, Jocasta, bunuh diri.

Sementara Oedipus mengakhiri drama itu dengan mengasingkan diri, diliputi oleh rasa bersalahnya.

Orang Yunani kuno tidak menyetujui inses. Mereka melihatnya setara dengan membunuh ayah sendiri, salah satu dosa terburuk.

Meski Oedipus melakukan inses tanpa disadari, dia tetap dimintai pertanggungjawaban dan dipermalukan atas perbuatannya.

Namun, orang Yunani mungkin tidak menganggap semua jenis inses pada tingkat yang sama.

Salah satu putri Oedipus bertunangan dengan sepupu pertamanya, dan Sophocles tidak mengutuk hubungan tersebut.

Orang Yunani tidak tahu banyak tentang konsekuensi genetik dari perkawinan sedarah, jadi pernikahan antara sepupu tampaknya tidak dianggap masalah.

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Pegasus adalah kuda putih bersayap yang tercipta dari darah Medusa setelah Perseus memenggal kepala Medusa.

Satu-satunya manusia yang bisa menunggangi Pegasus adalah Bellerofon. Bellerofon mampu menjinakkan Pegasus setelah memperoleh tali kekang emas dari Dewi Athena. Bellerofon menunggangi Pegasus dalam berbagai petualangannya, misalnya ketika membunuh Khimaira, mengalahkan kaum Solimi, dan memerangi bangsa Amazon.

Suatu ketika Bellerofon mencoba menunggangi Pegasus untuk menuju Olimpus, kediaman para dewa. Para dewa menghukum Bellerofon dengan mengirim serangga untuk menyengat Pegasus sehingga Pegasus mengamuk dan menjatuhkan Bellerofon. Setelah itu Pegasus tinggal di kandang kuda di Olimpus dan berperan sebagai pembawa petir Zeus.

Sejak film pertamanya yang rilis pada 2011, Thor selalu lekat sebagai simbol dewa petir dalam dunia pop culture. Karakter Thor sendiri terinspirasi dari dewa petir dalam mitologi Nordik dengan nama yang sama. Meski udah muncul sejak lama di dunia komik Marvel, enggak bisa dimungkiri kombinasi “sihir” Marvel Studios dan karisma Chris Hemsworth bikin Thor yang diperaninnya menjadi begitu ikonis.

Sebenarnya ada banyak dewa petir selain Thor yang berasal dari berbagai mitologi lain yang cukup populer. Saking populernya, ada beberapa dewa petir yang menjadi inspirasi karakter-karakter dalam dunia pop culture, mulai dari komik, film, dan video game.

Kali ini ayo kenalan dengan beberapa dewa petir dari berbagai mitologi yang populer di kalangan pencinta pop culture karena kemunculannya di komik, film, atau pun video game.

Kumpulan dewa petir dalam berbagai mitologi selain Thor

Dalam mitologi Yunani, Zeus dikisahkan sebagai raja dari para dewa-dewi. Dia diceritain sebagai dewa yang mampu mengendalikan langit, cuaca (termasuk petir dan hujan), dan kekuatan-kekuatan ilahi lainnya. Zeus selalu digambarin oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan kanan memegang petir dan duduk di tahtanya. Statusnya sebagai “Ayah dari para dewa dan manusia”, anak-anaknya pun juga jadi dewa-dewi yang enggak kalah populer, seperti Athena, Apollo, Hermes, Ares, dan lain-lain.

Statusnya sebagai dewa dari para dewa membuatnya populer di kalangan penggiat budaya pop. Makanya karakter ini muncul dalam sejumlah film, komik, dan video game. Salah satu karakter Zeus yang paling ikonis adalah Zeus, tokoh antagonis utama dalam God of War. Zeus juga jadi salah satu hero dalam Dota 2. Selain itu, ada juga karakter Zeus yang diperanin Liam Neeson dalam remake Clash of the Titans (2010) dan sekuelnya, Wrath of the Titans (2012).

Sama kayak Zeus, Indra dikenal sebagai dewanya para dewa-dewi mitologi Hindu. Statusnya pun benar-benar suci di mata penganut agama Hindu. Oleh kepercayaan Hindu, Indra digambarin sebagai dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, dan banyak gelar dewa lainnya. Dia juga digambarin sebagai pemimpin delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.

Dalam budaya populer, Indra enggak begitu banyak muncul sebagai karakter fiksi seperti dewa-dewa di mitologi barat. Salah satu karakter yang terinspirasi dewa Indra adalah Paras Gavaskar alias Indra, seorang mutan yang bisa mengubah wujudnya menjadi ksatria berbaju zirah dalam serial komik X-Men. Indra juga menjadi inspirasi karakter anak Rikudo Sennin dan leluhur klan Uchiha dalam manga Naruto, Indra Otsutsuki.

Bisa dibilang Jupiter merupakan versi mitologi Romawi Kuno-nya Zeus. Statusnya sama-sama sebagai dewa dari segala dewa dengan gelar Optimus Maximus yang berarti “dewa terbaik dan terbesar”. Dia juga digambarin sebagai dewa pelindung yang bisa mengendalikan langit dan petir. Jupiter juga dikenal sebagai penguasa tahta Romawi yang memerintah hukum dan tatanan sosial. Dia juga punya anak yang menjadi dewa-dewa Romawi kuno, seperti Mars dan Merkurius.

Sayangnya, popularitas Jupiter masih kalah dari Zeus dalam dunia pop culture. Enggak banyak karakter komik, film, atau video game yang terinspirasi dari dewa Romawi ini. Dalam semesta DC Comics, Jupiter digambarin sebagai tokoh dewa, tapi dengan peran yang enggak sebesar Zeus. Jupiter juga jadi inspirasi karakter Sailor Jupiter dalam anime Sailor Moon.

Raijin adalah sebutan untuk dewa petir dalam mitologi Jepang dan agama Shinto. Dia jadi salah satu dewa yang cukup unik. Pasalnya, dia dihormati sekaligus ditakuti karena wujudnya yang menyerupai iblis dan kekuatannya yang dianggap sebagai sumber bencana badai di Jepang. Makanya, untuk menghormati Raijin, masyarakat Jepang memasang lukisan atau patung Raijin di rumahnya agar terhindar dari bencana. Dia digambarin sebagai dewa yang sangar, dengan muka seram, badan berotot, dengan sayap bulat berbentuk genderang bersimbol tomoe yang berfungsi memanggil petir.

Raijin cukup populer dalam dunia pop culture. Ada cukup banyak karakter dalam komik, anime, dan video game yang terinspirasi darinya. Salah satu yang paling populer adalah karakter Enel dalam manga/anime One Piece. Selain itu ada juga karakter Raijin dalam game Smite. Raijin juga jadi inspirasi dari karakter Thundurus, Pokemon legendaris dalam game Pokemon.

Enggak cuma dari Asia atau Eropa saja, ada sosok dewa petir yang dikenal di benua Amerika. Menurut kepercayaan suku Indian, petir dan badai yang melanda wilayahnya adalah hasil kepakan sayap dari dewa petir berwujud burung bernama Thunderbird. Dia digambarkan sebagai dewa pengendali cuaca yang berwujud burung besar dengan tanduk dan paruh yang memiliki gigi. Selain mengendalikan cuaca lewat kepakan sayapnya, Thunderbird juga diceritain bisa menembakkan petir dari matanya.

Thunderbird enggak begitu besar pengaruhnya di dunia pop culture dibanding dewa-dewa petir lainnya. Makanya hanya ada satu karakter yang terinspirasi dari dewa yang satu ini, yaitu Zapdos, Pokemon legendaris dalam game Pokemon.

Dewa yang satu ini merupakan sosok dewa hujan dan petir dalam kebudayaan Maya. Chaac mampu mengeluarkan petir dan hujan dengan melemparkan kapaknya ke arah langit. Pada zaman dulu masyarakat suku Maya melakukan pemujaan dan persembahan manusia kepada Chaac untuk mengundang hujan yang berguna untuk menyuburkan pertanian. Meski enggak begitu populer, dewa Chaac menjadi inspirasi karakter Chaac dalam game Smite.

Set yang juga dikenal dengan nama Seth, Setesh, Sutekh, Setekh, atau Suty, merupakan dewa gurun, badai, dan petir dalam mitologi Mesir Kuno. Dia juga dikenal sebagai dewa kegelapan dan kekacauan. Wujudnya seperti manusia, namun dengan kepala burung berwarna hitam.

Dalam kisah mitologi Mesir Kuno, Seth diceritain sebagai pemberontak dan pembunuh yang sadis. Dalam budaya populer, Seth jadi inspirasi sejumlah karakter antagonis dalam komik dan film. Salah satunya adalah karakter dewa Mesir bernama Seth dalam semesta komik Marvel.

Rasanya, wajar aja, sih, kalau sosok dewa petir selalu jadi langganan dijadiin karakter dalam komik, film, dan video game. Soalnya, dewa petir secara kekuatan memang lebih unggul dibanding dewa-dewa lain. Selain itu, dari nilai estetikanya, karakter dewa petir potensial banget buat manjain mata. Nah, siapa karakter dewa petir dalam komik/film/video game favorit kamu?